mengubah kursor tapi tidak mengubah kursor ketika menyorot link

Rabu, 08 Mei 2013

Cemburu (Cerpen)

Ada yang punya pacar cemburuan di sini? Atau ada yang cemburuan sama pacarnya di sini? Oke. Kali ini saya akan posting cerpen yang berkaitan dengan itu. So, selamat membaca! :D


Cemburu
Ismi Nabilla Yunas

                “Ri, aku gak sejahat yang kamu kira. Kiki itu kakak angkatku, Ri. Kami udah lama dekat. Lagian kamu juga punya adik angkat ‘kan? Napa kamu sampai cemburuan gitu?” tanya Lia kesal.
                “Kamu gak ngerti perasaanku, Lia! Kamu sangka gak sakit apa digituin? Apalagi curhat sama cowok laen. Aku aja gak pernah gitu sama…”
                “Kamu bilang kamu gak pernah gitu? Aku gak bodoh, Rian. Aku sering dapat laporan dari adik angkatmu Risda kalo kamu selalu curhat sama dia dan aku diam saja karna aku malas meributkan hal sepele seperti ini!” potong Lia tak sabar.
                “Jadi kamu mau balas dendam sama aku?” tanya Rian curiga.
                “Aku bukan balas dendam, Ri. Aku…”
             “Sudah jangan banyak bicara. Pokoknya mulai saat ini kalo kamu sayang sama aku, kamu gak boleh berhubungan lagi sama cowok kecuali aku! Kalo gak kita putus!” ancam Rian.
             Lia terhenyak tak percaya. Mengapa Rian tak pernah bisa mengerti perasaannya sedangkan ia terlalu sering mengalah demi cintanya pada Rian. Tanpa menunggu jawaban dari Lia, Rian langsung pergi meninggalkan Lia sendirian.
                Semoga saja kamu sadar Rian, batin Lia dalam hati.

***

                Lia masih saja melamun di halaman sekolah. Padahal sebentar lagi akan ada pelajaran Biologi, pelajaran yang paling ia sukai selama ini. Pertengkaran antara ia dan Rian tiga hari yang lalu membuyarkan pikirannya. Ia tak habis pikir mengapa Rian sampai segitunya. Apakah ia harus terus-terusan mengalah seperti ini?
                “Hai, Lia!” sapa Kiki.
                Lia terkejut dan langsung lari menuju perpustakaan. Kiki menatap kepergian Lia dengan heran. Gak biasanya dia gitu, pikirnya. Apakah ini karena peristiwa seminggu yang lalu?
                Beruntunglah Lia. Ia menemukan Ina, sahabatnya di perpustakaan. Ina memang kutu buku. Semua buku dilahapnya. Mungkin jika diadakan lomba kutu buku ia pasti menang,
                Lia pun duduk di samping Ina sambil mengatur nafas sejenak. Ina yang sedari asyik membaca buku menatapnya heran dari balik kacamatanya.
                “Napa, Li?” tanya Ina.
                Lia menggeleng cepat.
                “Ada masalah lagi sama Rian?”
                Lia mengangguk lemah.
                “Cerita dong, Li. Aku gak mau kamu sampe kusut gitu. Kayak baju yang berhari-hari gak disetrika, tau.” ujar Ina sambil tertawa.
                Lia gondok berat. “Enak aja! Senang banget bilang gitu!”
                “Habisnya kamu gak mau cerita sih.”
                “Gimana mau cerita. Kamu kan lagi pacaran sama buku.” sindir Lia.
                Ina tertawa. “Yaudah kamu cerita terus apa masalahnya.”
                Lia pun bercerita panjang lebar. Menceritakan semuanya. Peristiwa tiga hari yang lalu. Sifat keras kepala Rian yang hampir membuatnya putus asa. Ina pun mendengarkannya dengan seksama.
                “Kurasa…” simpul Ina. “dia cemburu buta sama kamu, Li. Buktinya sampai larang-larang kamu dekat sama cowok laen. Tapi…”
                “Tapi apa, Na?” tanya Lia tak sabar.
                “Tapi dia jadi overprotective gitu sama kamu, Li. Sampai-sampai kalo kamu dekat sama cowok laen, kalian putus. Kalo kamu gak sengaja berpapasan dengan teman sekelas kita yang cowok, trus dia minta putus kan gak wajar.” sambung Ina.
                “Itulah yang aku pikirin, Na. Aku gak boleh dekat sama cowok laen siapapun dia. Berarti ayahku dan saudara-saudaraku juga termasuk, ’kan?” tanya Lia meminta persetujuan.
                “Iya bener tuh, Li. Kebangetan amat sih, dia? Biar kulabrak dia sekarang!” jawab Ina berang.
                “Jangan, Na. Nanti…”
                “Kamu mau mengalah terus demi dia? Sadar dong, Li. Kamu udah berapa kali mengalah demi dia. Kamu terlalu sayang sama dia sedangkan dia gak mau ngerti sama kamu!”  potong Ina sambil berlalu dari perpustakaan.
                Lia bingung. Nanti kalo Rian malah marah-marah sama Ina gimana? batinnya.

***

                “Rian!” teriak Ina marah begitu ia sampai di kelas Rian.
                “Ya? Napa?” tanya Rian heran.
                “Kamu keterlaluan!” vonis Ina.
                “Keterlaluan gimana?” Rian semakin bingung.
                “Kamu selalu aja mengekang Lia! Yang gak boleh ini lah, itu lah! Padahal Lia sayang banget sama kamu, tau! Dia selalu ngalah selama ini demi kamu! Tapi kamu malah gak mau ngertiin dia! Padahal kamu juga melakukan hal yang sama padanya!” ujar Ina emosi. Ia tak terima sahabatnya diperlakukan demikian.
                “Trus kamu ngapain ikut campur urusan kami? Ini bukan…”
                “Urusan Lia itu urusanku juga! Apalagi kalo sampai menyakiti hatinya!” potong Ina sengit.
                Rian terdiam. Ina pun menyemburkan lautan kata. Tak seharusnya ia mengekang Lia. Lia juga manusia. Namun ia juga tak ingin terluka dan kehilangan Lia.
                “Kalo kamu gak mau ubah sikapmu itu, kalian…”
                “Ina, ngapain kamu di sini?” tanya Indra heran. Indra adalah kekasih Ina dan teman sekelas sekaligus sahabat Rian.
                “Tanya aja sama sahabatmu ini!” jawab Ina marah dan langsung pergi.
                Indra heran sambil menatap ke arah Rian.
                “Napa, sob? Masalah cewek lagi?” tanya Indra pada Rian.
                Rian mengangguk. “Iya gitu deh.”
                “Apa masalahnya?”
                “Biasa, Lia deket lagi sama cowok. Si Kiki. Katanya itu kakak angkatnya. Tapi napa mereka terlalu dekat ya?” tanya Rian.
                “Ah, kamu pun terlalu percaya sama pikiran negatifmu, tuh. Mana mungkin Lia gitu. ‘Kan ada cewekku si Ina yang ngawasin dia? Kamu sih gak percayaan sama Lia. Katanya sayang sama Lia? Kalo sayang itu harusnya percaya sama pacar sendiri. Ini bukannya percaya sama pacar malah percaya sama adik angkat dan sahabat ceweknya. Gimana sih, kamu?” tukas Indra.
                Rian termenung. Iya juga, ya? Sebaiknya aku harus bicara soal ini sama Lia.

***

                Lia pulang sekolah dengan bimbang. Ia teringat kenangannya bersama Rian. Saat mereka tertawa bersama, menyelesaikan masalah tanpa masalah, dan sebagainya. Hatinya pedih melihat sikap Rian yang berubah dan tak seperti dulu lagi. Ia merindukan Rian yang dulu.
                Namun perutnya terasa sakit. Ia tak pernah makan lagi sejak peristiwa tiga hari yang lalu. Sakit di perutnya menjalar sampai ke kepalanya. Kini ia merasa lemah tak berdaya.
                Rian yang sedang menghidupkan mobilnya menatap heran ke arah Lia. Wajah Lia terlihat pucat. Apakah ia sedang sakit?
                Rian langsung keluar dari mobilnya. Ia langsung menghampiri Lia.
                “Lia…” panggil Rian.
                Yang dipanggil tak mendengar. Ia mulai setengah sadar.
                “Pulang sama aku aja. Yuk.” ajak Rian.
                Kali ini Lia sudah kehilangan kesadaran. Rian menyambutnya dan membawanya ke dalam mobil merahnya. Ia langsung mengendarai mobilnya dengan kencang. Ia hanya memikirkan Lia.

***

                “Lia kamu gak apa-apa kan?” tanya Rian. Lia terkejut. Ia sudah berada di rumah. Ada Rian, Ina, dan Indra. Rupanya Rian menelepon mereka saat ia sudah sampai di rumah Lia.
                “Lia?”
                “Eh, iya Rian. Aku udah gak apa-apa kok.” jawab Lia.
                “Kamu kenapa, Li? Sakit?” tanya Ina.
                “Aku gak apa-apa kok, Na. Aku Cuma lapar aja tadi. Kepalaku juga pusing.” jawabnya berusaha menenangkan Ina.
                “Tapi muka kamu pucat banget, Li. Emangnya udah berapa hari kamu gak makan?” tanya Indra setengah bercanda.
                “Cuma tiga hari, kok.” jawab Lia singkat.
                Ketiga pasang mata menatap Lia tak percaya.
                “Serius kamu, Li?” tanya Rian memastikan.
                “Iya aku serius.” Jawab Lia jujur.
                “Terus kenapa kamu gak makan selama itu? Apa gara-gara aku kamu sampai segitunya?” tanya Rian sedih. Ia hafal kebiasaan Lia kalau sedang ditimpa masalah. Bahkan pernah Lia masuk rumah sakit karena jatuh dari tangga. Saat itu ia sedang melamun memikirkan masalahnya dengan Rian hingga tak memerhatikan jalan yang ia lalui.
                “Gak kok, Rian. Aku cuma lagi gak nafsu makan aja.” jawab Lia. Ia memang sedang tidak nafsu makan selama tiga hari itu. Namun ia tak berani mengatakan yang sebenarnya kepada Rian. Ia tak ingin menambah beban pikiran Rian walau cowok itu sering menyakiti hatinya.
                “Iya gak nafsu makannya gara-gara aku yang selalu tak percaya sama kamu kan?” tanya Rian merasa bersalah.
                Lia memandang Rian dengan sendu. Ia tak tega membuat Rian merasa bersalah seperti ini.
                “Lia maafin aku. Aku gak percaya sama kamu karna aku takut kehilangan kamu. Tapi aku sadar kalo apa yang aku lakukan malah membuatmu terluka. Maafin aku ya? Aku janji aku bakalan percaya penuh sama kamu. Dan kalo kamu merasa terluka karna sikapku bilang aja sama aku. Aku janji gak bakalan marah lagi sama kamu.” pinta Rian.
                Tak terasa air mata jatuh membasahi pipinya. Rian mengusap air matanya dengan kedua telapak tangannya.
                “Aku maafin kamu, Rian. Tapi janji jangan gitu lagi sama aku, ya?” jawab Lia setelah ia dapat menguasai diri.
                Rian tersenyum bahagia mendengar perkataan Lia. Begitu juga Ina dan Indra.

Senin, 06 Mei 2013

Sederet Penghargaan yang Diraih oleh Peterpan dan NOAH

Kata siapa Peterpan a.k.a NOAH gak bagus? Bagus banget, malah. Bukan karena saya Sahabat NOAH makanya saya berkata demikian, namun memang banyak orang yang mengakui keunggulan band yang berasal dari Bandung ini. Buktinya banyak banget penghargaan yang mereka raih selama 1 dekade ini. You must read this!

Sederet Penghargaan yang Diraih oleh Peterpan dan NOAH

AWARDS PETERPAN

* Rookie of the Year 2002 versi Majalah Hai
* Multi Platinum Award-Album Taman Langit
* AMI Award
* Group Pendatang Baru Ter-Ngetop SCTV Music Award
* Rekor MURI Konser Maraton 6 Kota 24 Jam - 18 Juli 2004
* Triple Platinum Award-Album Bintang di Surga
* Platinum Berkembar Enam dari Malaysia
*Album Bintang di Surga merupakan Best Seller sepanjang masa
* Best Favorite - Artis Indonesia MTV Asia Award - Februari 2005
* Album Pop Group Ngetop SCTV Music Award - Mei 2005
* Lagu Paling Ngetop, SCTV Music Award - Mei 2005
* Band Paling Ngetop di SCTV Award - Agustus 2005
* Penjualan Album Terbaik Sepanjang Tahun, MTV Music Award September 2005
* Grafis desain album terbaik Bintang di Surga AMI Awards 2005 - November 2005
* Best Favorite - Artis Indonesia MTV Asia Award - April 2006
* Album Pop Group Ngetop SCTV Music Award - Mei 2006
*Best Contribution Award-Asia Song Festival-September 2007
*Band Paling Sensasional-I Gossip
*Indonesia Kids Choice Award
*Most Inspiring Artist-MTV Award 2009
* Video Klip TerDahsyat "Walau Habis Terang", Dahsyatnya Award - April 2009
* Band TerDahsyat, Dahsyatnya Award - April 2009
* Lagu Terbaik versi majalah Rolling Stone dengan lagu "Kukatakan Dengan Indah"
TOTAL 23 AWARDS

AWARDS NOAH
* Meraih 2 Piala di Hai Magazine Reader awards
* Meraih 1 Piala awards di Yahoo OMG
* Meraih 2 Piala di 100% Ampuh Awards
* Meraih 1 Piala Awards di SCTV Awards
* Meraih 1 Awards di DahsyatNya Award
* Meraih 2 Awards di Infotaiment Award
* Meraih 3 Awards di SCTV Music Award 2013
TOTAL 9 AWARDS

Dengan semua prestasi tersebu rasanya ungkapan "Peterpan/NOAH adalah band yang paling fenomenal di indonesia" bukanlah omong kosong semata dan mereka layak disebut "One of A Phenomenon Band"! Lanjoooouuuddddddddd!!!!!!!!!! :D

Kalau Bulan dan Bintang Bertanya (Cerpen)

RALAT : Cerpen ini sebenarnya karangan Muktiar Selawati. Cerpen ini malah pernah dimuat di Aneka Yess! beberapa tahun lalu. Beliau sendiri yang memberitahu saya melalui Instagram. Mohon maaf atas kesalahan saya selama ini ya Mbak. Makasih sudah diberitahu :)


Kalau Bulan dan Bintang Bertanya
Muktiar Selawati

“Pernahkah kau bertanya pada bulan dan bintang tentang siapa orang yang kau cinta? Orang yang mampu buatmu bahagia bila kau berada di dekatnya. Atau pernahkah kau bertanya pada bulan dan bintang di mana orang yang mampu membuatmu bertahan menerima seribu kesengsaraan untuk meraih cinta sejatinya?” tulis Teguh pada selembar kertas.
“Kalimat yang kamu buat itu bagus banget, Guh!” puji Tiara sungguh-sungguh.
Teguh hanya tersenyum simpul. Dibawah tulisan itu ia membubuhkan tanda tangannya di sebelah kanan. Setelah selesai ia berikan selembar kertas itu kepada Tiara.
Kemudian Tiara melakukan apa yang dilakukan Teguh. Ia membubuhkan tanda tangannya di sebelah tanda tangan Teguh. Setelah selesai Tiara melipatnya dan menyimpannya ke dalam sebuah kotak kecil. Mereka berjanji akan membukanya saat sudah menemukan tambatan hati mereka masing-masing.
“Hubungan kamu dengan Tanti bagaimana?” tanya Tiara tiba-tiba.
“Sejauh ini masih baik. Kami tiap hari ketemu. Nge-date. Ya biasalah kalau orang lagi pacaran.” jawab Teguh lugas. Tiara hanya memperhatikan.
“Kamu sendiri bagaimana dengan Arjunamu? Kapan akan kau kenalkan padaku?”
Tiara tersenyum tipis mendengar ucapan Teguh.
“Oke. Aku pulang dulu ya.” pamit Teguh kemudian.
Tiara melirik jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan ke angka 9. Ternyata memang sudah malam. Teguh melompati tembok yang menjadi penghalang antara rumahnya dengan rumah Tiara.
Tiara akan memasuki rumahnya ketika tiba-tiba saja Teguh memanggil namanya.
“Apa lagi?” Tiara melotot.
Teguh menunjuk ke atas. Tiara mengernyitkan dahinya tak mengerti.
“Kau lihat bulan ke atas sana?” tanya Teguh.
Tiara menatap ke arah angkasa. Bulan memang sedang bulat sekali. Pancaran sinarnya pun begitu indah dipandang.
“Kau tahu? Kau lebih cantik dari bulan itu.” puji Teguh.
Setelah itu Ia melesat pergi begitu saja meninggalkan Tiara yang tersipu malu.
“Dasar Teguh. Senang sekali dia menggoda.”

***

“Ayolah, Ra. Bantu aku mengerjakan PR Kimia ini.” rajuk Teguh penuh harap.
Tiara mencibir. “Aku akan membantumu tapi harus ada imbalannya.” Tiara membuat penawaran.
Teguh terlihat mengernyitkan dahinya tanda sedang berfikir.
“Oke aku sanggup.” ujar Teguh tanpa bertanya imbalan apa yang diminta.
 Tiara tersenyum penuh kemenangan “Gendong aku…”
Mata Teguh membelalak mendengar permintaan yang dilontarkan Tiara. ”Cewek ini sembarangan sekali.” ujarnya dalam hati.
“Oke. Sini.”
Teguh membungkukkan badannya. Tanpa rasa ragu Tiara melompat ke punggungnya Teguh dengan tawanya yang khas. Mereka berdua tidak menyadari sesosok tubuh berdiri di depan pintu. Teguh yang pertama kali melihat langsung berhenti tawanya. Demikian juga Tiara. Ia langsung turun dari punggung Teguh.
“Eh Syaif. Kok kamu gak bilang kalau mau ke sini? Masuk deh.” Tiara menghampiri cowok itu dan menggandengnya.
“Guh, kenalin ini cowokku.” ujar Tiara
Teguh mengulurkan tangannya ke arah cowok itu. “Teguh Prasetyo” ujarnya memperkenalkan diri.
“Syaifudin Cipto Adi.” balas Syaif.
                Mereka terdiam beberapa saat. Tiara masuk ke dalam.
                “Kamu satu sekolah sama Tiara ya?” Teguh membuka pembicraan ketika Tiara masuk ke dalam.
                “Kami satu kelas.” jawab Syaif singkat.
                Tak berapa lama kemudian Tiara sudah dating membawa tiga minuman.
                “Aku pulang dulu deh, Ra.” pamit Teguh tiba-tiba.
                Begitu Teguh sudah tak kelihatan lagi, Syaif menyelidik, “Siapa sih dia?”
                “Kamu kok tanyanya sewot begitu? Kamu cemburu ya?” Tiara menggoda.
                “Kalau iya kenapa?” nada suara ketus yang keluar dari bibir Syaif.
                “Jangan khawatir. Teguh itu sahabatku. Tuh rumahnya di sebelah.” ucap Tiara menerangkan.
                Syaif terlihat cemburu.

***

                Siang itu pas jam bubaran sekolah…
                “Kamu kenapa sih, Syaif? Bawannya curiga melulu sama Teguh? Apakah kamu masih tak percaya juga dengan semua yang telah kujelaskan padamu?” tanya Tiara heran.
                Syaif hanya mengatupkan rahangnya menahan emosi yang siap meledak.
                “Memangnya enak tiap hari nge-date Teguh selalu ada di antara kita kayak menganggu acara kita? Bikin bete tau gak!” suara Syaif semakin meninggi.
                Tiara tersenyum kecut. “Cuma masalah sepele seperti itu…”
                “Kamu bilang sepele tapi bukan untukku! Tiara, buka matamu! Teguh itu selalu mengganggu acara kita! Dia seperti tak rela tiap kali kita bersama!”
                “Lalu sekarang aku harus bagaimana? Menjauhi Teguh?”
                “Kalau perlu.” jawab Syaif sinis.
                “Syaif…”
                Tiara menatap Syaif penuh rasa kecewa. Kenapa cowok itu belum mengerti juga akan persahabatannya dengan Teguh?
                Syaif menghela nafas pendek.
                “Atau kita putus?” celetuk Syaif membuat Tiara semakin terkejut.
                Ia seperti mendapat pukulan di kepalanya mendengar kata-kata yang terlontar dari bibir Syaif. Gampang sekali Syaif member tawaran itu. Seakan apa yang telah mereka lalui selama 6 bulan ini tiada artinya sama sekali.
                Tanpa menunggu jawaban Tiara, Syaif melangkahkan kakinya meninggalkan Tiara dalam ketermenungannya.
“Sempit sekali jalan fikiran cowok yang terkasih itu.” batin Tiara dalam hatinya. “Apakah itu hanya sebuah alasan yang dicari-cari oleh Syaif?”

***

Tanti hanya menundukkan kepalanya. Tangannya saling meremas gelisah mendengar apa yang baru saja dilontarkan oleh Teguh.
“Maafkan aku, Tanti. Tapi aku tak bisa lagi mempertahankan hubungan kita.” ujar Teguh.
“Katakan saja satu kesalahanku, Guh. Maka aku akan melepaskanmu dengan rela.”
Tanti menahan kristal bening yang terasa mengganjal di sudut matanya. Tapi sekuat apapun Ia mencoba bertahan air mata itu bobol juga. Air matanya bercucuran membasahi pipinya.
“Kau tidak pernah melakukan kesalahan walaupun hanya sekali. Kau cukup sempurna di mata ku.”
“Lalu apa ada yang lain?”
Getar suara Tanti semakin terdengar jelas. Membuat Teguh semakin merasa bersalah.
“Aku tak mau menyakiti perasaanmu. Aku tak ingin terus membohongimu dengan terus bersamaku sementara benak hatiku tertambat pada yang lain.” desah Teguh namun cukup terdengar jelas di telinga Tanti.
“Apakah dia Tiara?” tanya Tanti perlahan.
Teguh mengangkat wajahnya dan menatap gadis yang kini ada di sampingnya dengan mata berkabut. Tanpa Teguh menjawab Tanti sudah menemukan jawaban pada sinar mata Teguh.
“Aku takkan pernah mengekangmu. Kau bebas pada pilihanmu.” Tanti mencoba bijak.
Teguh meraih jemari Tanti dalam genggamannya.
“Thanks, Tanti. Kau memang baik. Kuharap kita masih bisa bersahabat”
Tanti menganggukkan kepalanya perlahan walaupun terasa nyeri di ulu hatinya.

***
“Hei… Tumben kamu melamun?”
Teguh mengagetkan Tiara. Tanpa persetujuan cewek itu Teguh duduk di sampingnya
“Syaif gak kemari?”
Tiara menggeleng lemah. “Kami sudah putus tadi siang.” ucap Tiara lemah.
Ada secercah kebahagiaan di hati Teguh mendengar kalimat itu. Pantaskah Ia bahagia atas duka yang kini dialami Tiara?
“Kamu sendiri? Masih asyik dengan Tantimu?” Tiara balik bertanya.
Teguh menggeleng. “Kami juga baru putus tadi siang.”
Ganti Tiara yang terkejut. “Kalian…”
“Aku tak bisa terus bersamanya sementara hatiku tertambat padamu. Jujur aku hanya mencintaimu.” ucap Teguh cepat.
Tiara tercengang. Teguh mencintainya? Jadi kecurigaan Syaif benar adanya kalau persahabatan yang ditawar Teguh padanya tidak tulus. Tiara memang menutup mata selama ini dengan kebaikan dan perhatian Teguh padanya.
“Kau tau Teguh? Aku sangat membencimu!” ucap Tiara ketus.
Tanpa memperdulikan Teguh dia segera masuk ke rumah.

***

Setelah malam itu Teguh tidak menampakkan diri sama sekali. Biasanya tiap berangkat sekolah cowok itu selalu nongol di tembok pembatas. Sekedar say hello. Entah mengapa Tiara merasakan rindu dengan canda Teguh. Cowok itu selalu menghibur bila Tiara merasa sedih. Cowok itu mampu membuatnya tersenyum. Ia sudah terbiasa dengan kehadiran cowok itu dan kesepian kini terasa melanda. Cintakah dirinya pada Teguh?
“Tiara!”
Sebuah suara mengagetkannya. Sosok tegap Teguh telah berada di depannya.
“Teguh… Aku tak pernah membencimu...”
“Aku tau,” ucap Teguh dengan senyum nakalnya.
“Kalau bulan dan bintang bertanya padamu siapa orang yang kau cintai, kau akan jawab apa?” tanya Teguh tiba-tiba.
Itu adalah kalimat yang ditulis Teguh 2 bulan yang lalu.
“Kau sendiri?” Tiara balik bertanya.
Teguh terlihat berfikir. Matanya berbinar indah.
“Aku akan bilang pada bulan dan bintang kalau aku mencintaimu.” jawab Teguh sambil menatap Tiara.
“Aku pun akan bilang hal yang sama pada bulan dan bintang.” balas Tiara sambil tersenyum.
Keduanya tertawa bahagia. 

Hardiknas 2013 di Lapangan Blang Padang Banda Aceh

Yap! Kali ini saya posting mengenai upacara dalam rangka memperingati Hardiknas 2013 di lapangan Blang Padang Banda Aceh pada tanggal 2 Mei lalu. Siswa-siswi dari berbagai SMP dan SMA ikut mengikuti upacara ini. Termasuk saya, hehehe.... Tapi bukan cuma siswa-siswi aja, lho! Guru-guru dan TNI juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.


Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Aceh TM Syahrizal memimpin upara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), 2 Mei 2013. Upacara Hardiknas berlangsung sejak jam 07.00 WIB di Lapangan Blang Padang Banda Aceh.

Kajati TM Syahrizal membacakan langsung sambutan Menteri Pendidikan  Mohammad Nuh. Pada kesempatan itu Menteri Mohammad Nuh menyampaikan permintaan maaf atas persoalan penyelenggaraan Ujian Nasional.

"Perkenankan saya menyampaikan permohonan maaf setulus-tulusnya atas persoalan penyelenggaraan ujuan nasional tingkat SMA sederajat tahun pelajaran 2012/2013," kata T. M Syahrizal saat membacakan sambutan Menteri.

Kata beliau, hal tersebut dapat dijadikan pelajaran berharga dalam memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat. Selain itu, dalam sambutannya Mohammmad Nuh juga menyampaikan jika pendidikan dapat menjadi vaksin sosial dalam memberantas kemiskinan, ketidaktahuan dan keterbelakangan keberadaan.

"Selain sebagai vaksin sosial, pendidkan juga merupakan elevator sosisal untuk dapat meningkatkan status" katanya.

Oleh karena itu, pada peringatan hari pendidikan nasional tahun ini, pemerintah mengusung tema "Meningkatkan Kualitas dan Akses Berkeadilan". Tema itu merupakan cerminan jawaban terhadap tantangan, persoalan dan harapan seluruh masyarakat dalam menyiapkan generasi.

"Layanan pendidikan haruslah dapat menjangkau keseluruh lapisan masyarakat. Sesuai dengan prinsip pendidikan untuk semua tanpa membeda-bedakan asal usul, status sosial, ekonomi dan kewilayahan," ujarnya.

Tapi yaa karena waktu itu matahari sedang unjuk kebolehan, banyak yang gak tahan berdiri lama-lama di lapangan. Ada yang pergi ke tempat yang teduh, ada yang ke belakang dan duduk-duduk di situ, dan masih banyak lagi. Saya sendiri juga pergi ke tempat yang teduh dan duduk di situ. Hahaha...



Akhirnya, jam 10.30 upacara selesai. Sebenarnya, setelah upacara seluruh siswa-siswi harus kembali lagi ke sekolah. Namun sekolah saya, SMA Negeri 7 Banda Aceh yang terdiri dari kelas X-1, X-2, XI-IA1 dan XI-IA2 (kelas saya) sudah kehabisan tenaga untuk belajar lagi setelah "berjemur" tadi. Walhasil, guru-guru yang mendampingi kami mengizinkan kami untuk pulang! Tapi absen tetap berlaku, lho!
Sekian laporan dari Lapangan Blang Padang Banda Aceh. Saya Ismi Nabilla Yunas meaporkan dari TeKaPe. #lah #Abaikan =))

Sabtu, 04 Mei 2013

Ketahuilah Kasih (Puisi)


Selain nulis cerpen, saya juga hobi nulis puisi. Ini salah satu puisi karangan saya saat saya masih gagal move on dari mantan saya. Kalo sekarang? Udah  berhasil move on dong. Hehehe.
By the way, selamat membaca puisi saya ya :)

Ketahuilah Kasih

Kuakui kamu begitu hebat
Ya, memang hebat
Bisa membuat 3 hati terluka
Aku, sahabatku, dan dia 

Dulu kamu yang mengejarku
Memohon agar aku hadir dalam hidupku
Kau buat aku bahagia
Kau buat aku merasa menjadi wanita yang paling kau cinta
Dengan segala bujuk rayumu 

Karna kau aku rela berkorban
Materi, waktu, dan cinta
Semua karna ku berharap akulah cinta terakhirmu

Namun ternyata aku salah
Setelah semua yang ku berikan
Engkau pergi begitu saja

Di mana hatimu sayang?
Tegakah engkau meninggalkan diriku sendiri di sini?

Tegakah kau buat diriku remuk redam?

Ke mana dirimu yang dulu?
Yang selalu berjanji takkan pernah mengkhianatiku?
Kenyataannya sekarang kaulah yang berkhianat
Kau tigakan cinta kita
Sehingga aku, sahabatku, dan dia menjadi korban cintamu

Mungkin saat ini kau tak menyadari betapa besarnya cintaku padamu
Betapa hancur hatiku saat kau mengkhianatiku
Memang sakit hati ini
Namun rasa cinta dan rindu mampu mengalahkannya 

Ketahuilah kasih
Aku disini akan selalu mencintai dan menunggumu
Hingga akhir hembus nafasku
Karna ku tau
Hanya aku tempatmu kembali... :') 

Rabu, 01 Mei 2013

Serupa Walau Tak Sama (Cerpen)

Saya hobi menulis cerpen. Jadi jangan heran kalo dalam blog saya ini banyak sekali cerpen karangan saya. Hehehe :D
Selamat membaca cerpen saya ya guys. Kalo mau copas boleh, kok. Asalkan sertakan nama saya di dalam cerpen yang udah kalian copas ini. :)


Based on my true story. . .

Serupa Walau Tak Sama
Ismi Nabilla Yunas

            Apa yang terjadi dengan mereka berdua? Bisik Abil dalam hati. “mereka berdua” yang Abil maksud adalah sahabatnya, Fira dan Rudi, kekasih Fira. Selama ini mereka terlihat baik-baik saja. Tapi mengapa tiba-tiba Fira curhat pada Abil bahwa ia dan Rudi telah putus? Ini yang membuat Abil tak habis pikir.
            Seketika ia teringat kenangannya bersama Fira sebelum Fira pindah ke Medan. Dulu, walau pandangan mereka berbeda soal pendamping hidup, namun kejadian yang mereka alami selalu serupa walau tak sama. Dulu ketika Fira putus dengan Tian, mantan pacarnya karena Tian selingkuh, Abil juga putus dengan Tara, mantan pacarnya karena masalah yang sama. Ketika Fira pulang kampung saat Ramadhan dan tak ada komunikasi antara mereka berdua, diam-diam Fira telah jadian dengan Rudi, salah satu kenalan Abil dalam sebuah komunitas grup band di Indonesia. Abil pun telah jadian dengan Sani, kekasihnya sekarang. Tanggal jadian mereka pun hanya berbeda empat hari, Fira dan Rudi jadian pada tanggal 20 di bulan Agustus sedangkan Abil dan Sani jadian pada tanggal 24 di bulan yang sama…
            Begitu juga dengan keluarga mereka. Ada saja persamaannya. Jika Fira biasanya memanggil orang tuanya dengan sebutan “Abi-Umi”, Abil juga demikian. Ayah Fira keras dalam mendidik anak, ayah Abil juga. Bedanya, Fira berani melanggar aturan yang diberikan oleh ayahnya sedangkan Abil tidak.
            Memang begitu banyak persamaan kejadian yang mereka alami. Saat Abil curhat pada Fira bahwa Sani sedang sakit dan ia mengkhawatirkan keadaan Sani, Fira juga mengatakan bahwa Rudi juga mengalami hal yang sama seperti Sani dan Fira, seperti halnya Abil terhadap Sani, juga mengkhawatirkan keadaan Rudi. Jika Abil mengungkapkan kegembiraannya pada Fira karena Sani melakukan hal yang membuatnya bahagia, Fira juga mengungkapkan hal yang sama namun tentu saja itu ia dapat dari Rudi.
            Walaupun memiliki banyak persamaan, mereka juga memiliki perbedaan. Fira lebih melihat cowok dari harta dan penampilan luarnya, sedangkan Abil lebih melihat cowok dari ketulusan hatinya. Abil dan Sani rumahnya tidak terlalu berjauhan dan sekola mereka sama, sedangkan Fira dan Rudi berjauhan. Fira tinggal di Banda Aceh sedangkan Rudi di Banten. Abil setahun lebih muda dari Sani, sedangkan Fira tiga tahun lebih muda dari Rudi.
            Memang Abil sering mendengar curhat dari Fira bahwa Rudi selalu sibuk dengan pekerjaannya dan itu yang membuat Fira sedih karena Rudi tidak memiliki waktu luang untuknya. Tapi, bukankah Fira bisa menolerir masalah itu? Lalu apa yang sebenarnya terjadi?
            Hati Abil masih bertanya-tanya tentang masalah yang sedang dihadapi oleh sahabatnya itu.
***
            Esoknya Abil menanyakan alasan mengapa hubungan sahabatnya dengan teman sekomunitasnya itu berakhir. Jawabannya sungguh di luar dugaan Abil.
            “Kurasa dia selingkuh, Bil. Dan aku tak tahan dia memperlakukanku seperti itu terus… :’(“ comment Fira di wallpost Abil. Mereka memang berkomunikasi lewat Facebook karena Abil tak tahu nomor HP Fira saat ini. Ini yang ia tak suka dari Fira. Fira selalu mengganti nomor HPnya seminggu sekali dan parahnya ia tak pernah memberitahu Abil berapa nomor HP yang sedang ia gunakan.
            “Hmm… Yang sabar ya, Fir. Aku sebagai sahabatmu hanya bisa berdo’a semoga ini jalan terbaik untuk kalian berdua. Amien… :)” balas Abil.
            “Iya, Bil. Makasih ya. Karena kamu aku tegar.. :’)” balas Fira 3 menit kemudian.
            “Sok puitis.. :p” balas Abil lagi.
            “Biarin… Weeeekkkk…. :p” balas Fira.
            Abil hanya bisa tersenyum membaca comment Fira.
***
            Abil tersentak. Fira baru saja putus dari Rudi. Apakah aku akan mengalami hal yang sama? tanya Abil dalam hati. Jika ya, berarti masalah ini gawat. Ia sayang Sani dan juga Fira. Namun ia juga tak ingin hubungannya dengan Sani berakhir. My God! What should I do?
            Akhirnya ia mengirim SMS ke nomor HP Sani.
            “Do you dare to promise me that you'll never leave me go?"
            Dan Sani pun membalas, “Yeah, I do. Don’t afraid, dear. Everything’s gonna be okay. Don’t afraid of our relationship, okay?”
            Abil masih tidak mengerti.
            “What do you mean?”
            “Aku udah tau permasalahannya, Sayang. Fira putus dari pacarnya dan itu yang membuatmu takut karna selama ini kalian memiliki persamaan, bukan?”
            Abil terkejut.
            “Yeah. Tapi, dari mana kamu tahu?”
            “Dari profil FB Fira”
            Huft. Abil lega karena Sani meyakinkannya bahwa Sani takkan pergi meninggalkannya.

***
            Setelah beberapa bulan berlalu, hubungan Abil dan Sani memang baik-baik saja. Fira pun telah jadian dengan Erik, kekasihnya sekarang. Fira juga telah melupakan kenangan masa lalunya saat bersama Rudi.
            Namun, ada satu hal yang mengganjal dalam hati Abil, yaitu mengapa ia dan Fira tak seperti dulu? Dulu mereka mengalami kejadian yang serupa walau tak sama, namun mengapa sekarang telah berbeda? Apa yang terjadi?
            Sampai sekarang Abil masih belum tahu jawabannya.