mengubah kursor tapi tidak mengubah kursor ketika menyorot link

Selasa, 04 April 2017

Puisi



A.      Jenis-jenis Puisi :
1.       Idile (Idylle), adalah puisi-puisi yang melukiskan kehidupan yang sentosa, contoh :
Ke Desa
                Rang Kota!
                Pernahkah tuan pergi ke desa
                Menghirup bumi
                Baru dicangkul menyegar rasa?
                A. Kartahadimaja

2.       Epigram, adalah puisi yang singkat dan tepat, berisi ajaran agama, sopan santun, pergaulan, dan nasihat. Epigram yang termashyur dalam Sastra Indonesia ialah “Gurindam Dua Belas” karangan Raja Ali Haji (puisi lama) dan “Rasa Baru” Intoyo (puisi baru).

3.       Himne (hymne), adalah puisi pujaan terhadap Tuhan, baik mengenai kebesaran, keagungan, maupun kekuasaanNya.

Misalnya :

-          “Tuhanku” Amir Hamzah (pengarang religius)
-          “Kucari Jawab” J.E. Tatengkung
Contoh :
                                                                Kepasrahan Kepada Tuhan
PadaMu lah semata kupasrahan tanpa syarat
Segala yang pernah dan akan aku perbuat
Berikanlah kepadaku semuaku apa yang Engkau suka
Tanganku telah siap menerima sorga atau neraka
                Aku yakin pada KeIllahianMu
                Aku yakin pada kemanusiaanku
                                                                                                Majalah Horison

4.       Ode, adalah pujian yang ditujukan kepada pahlawan.

 Misalnya :
-          “Pahlawan Tak Dikenal” Toto Sudarto Bachtiar
-          “Pahlawan Kembali Pulang” Ajip Rosidi
Contoh :
                                                                Teratai
                                                                                Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu

5.       Elegi (Ellegi), ialah puisi ratapan, yang mengandung kesedihan. Elegi yang terkenal ialah “Elegi Jakarta” karangan Asrul Sani. Contoh lain :

Kepada Orang Mati
                Karena aku kau kumaafkan, karena maaf baik
                Kau tak pernah mengerti dirimu
                Kalau kau kumaafkan, karena maaf baik
                Kau tak pernah mengerti dirimu
                                                                                                Toto Sudarto Bachtiar

6.       Satir (Satire), ialah puisi yang berisi cemooh terhadap kepincangan/ketidakadilan.
Misalnya :
-          “Marhaen” Sanusi Pane
-          “Sorga” Chairil Anwar
-          “Bimbang” A. M. Dg. Miyala
Bimbang
                Sabar! Sabar! Sabar!
                Inilah seruan yang acap kudengar
                Heran daku benar-benar
                Adakah ku belum cukup bersabar!
                                                                                                Panji Pustaka, A. M. Dg. Miyala

7.       Balada, adalah puisi yang menuturkan suatu cerita (dengan curahan hati). Contoh :
-          “Balada Ibu yang Dibunuh” W.S. Rendra
-          “Balada Penantian” W.S. Rendra

8.       Romans (Romance), adalah puisi yang isinya melukiskan luapan perasaan cinta dan sayang terhadap kekasih. Misalnya pantun percintaan soneta-soneta yang baru yang ditujukan kepada kekasih. Romans ini sebenarnya mirip balada, bedanya jika balada sifatnya sedih, romans sentimental menyatakan perasaan yang berlebihan.
Contoh :
                                                                Rita
                                                                                Buat Nunuk!
                                                                                Sari kasih di malam bening

Senyum ketawalah, Rita

Ketawamu yang manis tanpa suara
Seperti melati mekar di sejuk pagi
Lembut fajar penuh cinta
Penuh cinta
Mesra—
Rekahan mulut mungil itu
Terkatup dan merangkum senyum


B.      Menulis Puisi
1.       Puisi Bening, yaitu puisi yang banyak menggunakan kata-kata denotasi (sebenarnya)
2.       Puisi Gelap, yaitu puisi yang banyak menggunakan kata-kata konotasi (kiasan)
3.       Puisi Samar-samar, yaitu puisi yang memiliki perpaduan antara kata-kata konotasi dengan kata-kata denotasi

C.      Puisi Lama dan Puisi Baru
1.       Puisi Lama
2.       Puisi Baru :
-          Puisi dua baris sebait (distikon)
-          Puisi tiga baris sebait (terzina)
-          Puisi empat baris sebait (quatrin)
-          Puisi lima baris sebait (quint)
-          Puisi enam baris sebait (sektet)
-          Puisi tujuh baris sebait (septima)
-          Puisi delapan baris sebait (oktaf)

               

Kecepatan Efektif Membaca (KEM)



Kecepatan Efektif Membaca (KEM) merupakan tolok ukur kemampuan membaca yang sesungguhnya. Ada 2 hal yang harus diperhatikan saat membaca cepat :
1.       Kemampuan visual, adalah kemampuan mata melihat lambing-lambang yang tertulis dalam satuan waktu yang akan menghasilkan rata-rata kecepatan baca.
2.       Kemampuan kognitif, adalah kemampuan otak dalam menangkap makna lambing-lambang yang akan menghasilkan presentase pemahaman isi bacaan
Secara umum, kategorisasi membaca dilihat dari sudut kepemilikan KEM dapat dikategorikan sebagai berikut :




Standar KEM untuk masing-masing jenjang sekolah adalah sebagai berikut :





Rumus mengukur KEM :

Contoh soal :
Jika seseorang berhasil menyelesaikan 10 halaman bacaan yang per halamannya memuat 150 kata dalam tempo 3 menit dengan pemahaman 70%, artinya pembaca tersebut memiliki KEM 350 kpm. Angka tersebut diperoleh dari rumus berikut.
Faktor penghambat membaca cepat :
1.       Bibir bergerak-gerak
2.       Membaca secara regresi (berulang-ulang)
3.       Kepala bergerak ke kanan dank e kiri
4.       Menunjuk larik-larik kalimat dalam bacaan
5.       Membaca bersuara kecil